Minggu, 28 September 2025

Merelakan Weekend demi Ilmu: Kisah Ifa Ratnasari Menyelesaikan S2 dengan Beasiswa Berkat Dukungan Suami dan Dua Putri Tercinta


    



    Perjalanan pendidikan bukanlah sekadar mengejar gelar, melainkan sebuah perjuangan yang sarat makna. Kisah Ifa Ratnasari dalam menyelesaikan studi S2 dengan program beasiswa adalah bukti nyata bahwa keteguhan hati, dukungan keluarga, dan pengorbanan bersama mampu membawa seseorang mencapai puncak keberhasilan. Di tengah kesibukan sebagai seorang istri, ibu dari dua putri tercinta, sekaligus pendidik dan pembina Pramuka, Ifa mampu membuktikan bahwa keterbatasan waktu bukanlah penghalang untuk menuntaskan amanah akademik.

        Program studi S2 yang ditempuh Ifa membutuhkan fokus dan pengorbanan besar. Salah satunya adalah merelakan waktu berharga bersama keluarga di akhir pekan. Jika bagi sebagian orang weekend identik dengan kebersamaan keluarga, jalan-jalan, atau sekadar melepas penat, bagi Ifa weekend justru dihabiskan dengan kuliah, belajar, serta mengerjakan tugas-tugas akademik. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, terlebih bagi seorang ibu dengan dua putri yang masih membutuhkan perhatian. Namun, dengan komitmen kuat serta dukungan penuh dari sang suami, Nur Hida Fauzil Khoir, dan kedua putrinya, Aerilyn Adeeva Afshen Mysha Fazillah dan Fawzia Nazinda Zifara Fazillah, pengorbanan ini berubah menjadi energi positif yang menguatkan.

        Di balik perjuangan Ifa, ada peran besar sang suami yang dengan sabar dan penuh pengertian menggantikan posisi istri dalam mendampingi putri-putrinya. Weekend yang biasanya menjadi momen keluarga, justru menjadi waktu di mana suami dan anak-anak berganti peran, saling melengkapi satu sama lain. Mereka merelakan banyak hal, mulai dari agenda keluarga hingga momen kebersamaan, agar Ifa dapat fokus pada studinya. Kesungguhan keluarga ini mencerminkan prinsip gotong royong dalam lingkup terkecil, yakni keluarga.

        Nilai pengorbanan dan dukungan tersebut sejalan dengan ajaran Islam yang menempatkan ilmu sebagai jalan mulia. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,        " maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Hadis ini menjadi penguat bahwa perjuangan Ifa tidak sia-sia, sebab setiap langkahnya dalam menuntut ilmu adalah ibadah. Selain itu, teori Abraham Maslow tentang hierarchy of needs juga dapat menjadi cermin bahwa aktualisasi diri melalui pendidikan adalah puncak kebutuhan manusia, yang tidak bisa dicapai tanpa dukungan kebutuhan dasar seperti kasih sayang dan rasa aman dari keluarga.

        Kisah ini bukan sekadar tentang seorang perempuan yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi, melainkan tentang kekuatan cinta dan dukungan dalam keluarga. Suami yang penuh pengertian, anak-anak yang ikhlas, serta semangat saling bahu-membahu menjadi fondasi kuat bagi Ifa untuk menyelesaikan program beasiswa tepat waktu dan meraih gelar M.Pd.

          Kini, keberhasilan Ifa Ratnasari tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga inspirasi bagi banyak perempuan dan pendidik di Indonesia. Bahwa dengan keteguhan, pengorbanan, serta dukungan keluarga, segala cita-cita, betapapun beratnya, bisa diwujudkan. Perjuangan ini mengajarkan bahwa ilmu memang membutuhkan pengorbanan, namun ketika dijalani dengan niat tulus dan kebersamaan, maka hasilnya bukan hanya gelar, melainkan berkah yang abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merelakan Weekend demi Ilmu: Kisah Ifa Ratnasari Menyelesaikan S2 dengan Beasiswa Berkat Dukungan Suami dan Dua Putri Tercinta

          Perjalanan pendidikan bukanlah sekadar mengejar gelar, melainkan sebuah perjuangan yang sarat makna. Kisah Ifa Ratnasari dalam me...