Selasa, 24 September 2019

PP Penyelenggaraan Seragam Pramuka

Salam Pramuka … !!!

Gerakan Pramuka melakukan perubahan pakaian seragam pramuka dengan SK Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 nya

yang berisi tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka dan menggantikan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007.

Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut terdapat beberapa hal krusial terkait dengan perubahan pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka.

Perubahan ini disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka saat ini serta minat anak-anak dan kaum muda Indonesia. Meskipun keputusan ini ditandatangani dan disyahkan pada Desember 2012, namun publikasinya baru dilakukan pada bulan April 2013.

Adapun beberapa perbedaan krusial dan mencolok pada pakaian seragam pramuka di tahun 2013:

Pada PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA TERBARU siaga terdapat garis berwarna coklat tua yang terletak pada bagian saku dan lengan.
Pada PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA TERBARU penggalang puteri pada baju seragamnya terdapat dua saku tempel yang ada di dada dan tidak ada lipatan di dada seperti pada seragam yang sebelumnya.
Pada PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA TERBARU puteri pada semua tingkatan memakai setangan leher seperti setangan leher pada putera yang sebelumnya memakai pta leher.
Tutup kepala Pada PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA TERBARU puteri terbuat dari bahan beludru yang sebelumnya terbuat dari anyaman.
Pada PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA TERBARU putera untuk tingkatan Penggalang, Penegak dan Pandega ada penambahan saku timbul di kanan dan kiri celana serta saku tempel yang ada di belakang celana jadi semuanya berjumlah 6 saku.

untuk lebih jelas dapat buka buku petunjuk penyelenggaraan seragam pramuka Buku PP Seragam Pramuka

Pengembangan Nilai-nilai Demokrasi di Sekolah

Pengembangan Nilai-nilai Demokrasi di Sekolah


Membangun pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas. Di tengah-tengah gencarnya tuntutan dan suara untuk membangun Indonesia baru yang lebih demokratis di bawah pemerintahan yang bersih, berwibawa dan reformatif  justru banyak politisi yang berkarakter oportunis, arogan dan mau menang sendiri, yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang mengembangkan nilai kebebasan, kesamaan, persaudaraan, kejujuran, dan keadilan. Padahal harus diakui, mereka memiliki kualifikasi pendidikan formal yang tinggi. Fenomena ini tentu sangat menarik untuk disimak, sebab ada kecenderungan asumsi, tinggi-rendahnya tingkat pendidikan kurang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tumbuhnya iklim demokrasi yang sehat.
Diperlukan upaya agar dunia pendidikan mampu menaburkan benih-benih demokrasi kepada peserta didik dan melahirkan demokrat-demokrat yang ulung, cerdas, dan andal.  Beratnya beban kurikulum yang harus dituntaskan telah membuat proses belajar mengajar menjadi kehilangan ruang berdiskusi, berdialog dan berdebat, guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Akibatnya setelah lulus mereka menjadi asing di tengah-tengah rakyat. Tidak mungkin out-put dari dunia pendidikan mampu menginternalisasi dan mengapresiasi nilai-nilai demokrasi kalau otak dan emosi mereka dijauhkan dari ruang berdialog. Mustahil mereka bisa menghargai pendapat sebagai salah satu esensi demokrasi kalau iklim belajarnya berlangsung monoton. Sehingga dunia pendidikan perlu diberi ruang yang cukup untuk membangun budaya demokrasi bagi peserta didik, sehingga kelak mereka sanggup menjadi demokrat sejati yang rendah hati, berjiwa besar, toleran, memiliki landasan etik moral dan spiritual. Apalagi di era millennium ketiga yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia, ranah demokrasi tentu akan menjadi penentu citra, kredibilitas, dan akseptibilitas bangsa kita sebagai salah satu komunitas masyarakat dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki resistence yang kokoh di tengah-tengah konflik peradaban.
Selain pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam pembentukan mental peserta didik sesuai nilai-nilai demokrasi, demokrasi di sekolah juga mencakup proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Hal ini diantaranya adalah untuk menyikapi persoalan yang tentunya tekait dengan nilai-nilai demokrasi dalam hal ilmu pengetahuan, mengenai industri saat ini yang sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Banyak pihak industri yang selalu berhadapan dengan kelompok-kelompok humanis yang anti pencemaran dan pengrusakan lingkungan. sehingga pendidikan harus merancang perubahan-perubahan ke depan yang tetap ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi, dengan peningkatan solidaritas internasional, dan keseimbangan komitmen antara produktivitas, kemajuan sains dan teknologi, yang pada gilirannya dapat mengembangkan sektor perekonomian, namun tetap memperhatikan pemeliharaan lingkungan, dan misi kemanusiaan, sehingga mampu menetralisir ketegangan-ketegangan sosial, dan mampu menjaga kelestarian alam yang tidak semata menjadi kebutuhan seluruh umat manusia dengan keseimbangan ekosistemnya, tapi juga akan diwariskan pada generasi mendatang.

RINGKASAN MATERI IPS



1.        Letak  geografis dan astronomis Indonesia
Letak astronomis adalah letak suatu negara berdasarkan garis lintang dan garis bujur.Indonesia berada di antara 6o LU-11o LS dan 95o BT -141o BT.
·         paling  utara (Pulau Weh) di NAD= 6o LU
·         paling selatan (Pulau Roti) di NTT = 11o LS.
·         paling barat ujung utara pulau sumatera  = 95o BT
·         paling Timurkota Merauke di Papua =141oBT
Letak Geografis adalah letak suatu negara terhadap benua-benua dan samudra sekitarnya. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia

RPP IPS K13 REVISI 2018



 RPP

Sekolah
:
MTs NURUL HIDAYAH
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Bab/Tema
:
Manusia, Tempat dan Lingkungan
Materi Pokok
:
Peubahan Akibat Interaksi Antar Ruang
Kelas/ Semester
:
VII/ Gasal
Alokasi Waktu
:
2 x 40 Menit


A.
KOMPETENSI INTI

KI. 1
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI. 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI. 3
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.


KI. 4
Mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori.
B.
KOMPETENSI DASAR DARI KI 3
KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

KD.     3.1.     Memahami     konsep        ruang (lokasi,distribusi,potensi,iklim,bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta       pengaruhnya              terhadap kehidupan    manusia     dalam     aspek ekonomi,      sosial,       budaya,      dan
pendidikan.
KD. 4.1 Menyajikan hasil telaah konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan
pendidikan.


INDIKATOR                                             PENCAPAIAN KOMPETENSI
                   Menyebutkan                perubahan-perubahan akibat Interaksi antar ruang
                   Menjelaskan contoh perubahan akibat interaksi antar ruang
                   Menganalisis                  dampak     perubahan
akibat interaksi antar ruang
INDIKATOR                                              PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
                   Terampil membuat laporan hasil diskusi dalam laporan lisan dan tertulis
                   Terampil membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk presentasi kelompok