PENDAHULUAN
Dalam upaya membentuk sikap, mental dan
perubahan tingkah laku mad’u, usaha –usaha dakwah tidak terlepas dari study
psikologi yang memiliki latar belakang
guna mempelajari tingkah laku manusia sebagai cerminan dari hidupnya kejiwaan,
yang oleh karena itu dapat kita ketahui mengenai definisi psikologi dakwah
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala – gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam
proses kegiatan dakwah.
Di mana dapat juga kita ketahui dalam
psikologi dakwah juga ada ada batasanya sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidupnya
kejiiwaan dalam mengajak kepada pengalaman ajaran – ajaran islam deemi
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan akhiratnya.
Dan dalam makalah pembahasan saya selaku
penulis juga memiliki batasan yakni hanya ruang lingkup atas pembahasan
mengenai karakteristik manusia dari segi psikologi kognitif dan humanistik. Dan
dalam hal ini akan kami jelaskan sekilas mengenai definisi karakteristik
manusia, definisi psikologi kognitif, dan definisi psikologi humanistik, serta
bagaimana karakteristik manusia di lihat
dari segi psikologi kignitif dan humanistik.
1. Definisi
karakteristik manusia.
Islam melalui Al-Qur’an memberi
pengertian bahwa manusia adalah komunitas tunggal, anak cucu Adam (QS.
Al-Baqarah : 213, Al-A'raf : 26-27). Dalam pandangan Islam manusia yang hidup
sekarang adalah anak cucu dari dua orang tua yang sama, yaitu Adam dan Hawa.
Dan bukan sebagai makhluk yang mengalami missing link dengan kera sebagaimana
teori Charles darwin. Sebagai keturunan dan anak cucu Adam dan Hawa maka
pastilah manusia mewarisi banyak sifat dari orang tua pertama yang sama itu.
Sifat, watak dan prilaku, juga gena yang dimiliki kedua orang tua pertama
kemudian secara turun temurun dan dari generasi ke genarasi yang kemudian
menurun membentuk ciri-ciri dari manusia sekarang dan Adam – Hawa juga
tentunya.
Secara umum, walau manusia berbeda suku
bangsa, dipisahkan oleh batas geografis, adat istiadat dan budaya, bahasa,
agama dan kepercayaan, kualitas intelektual dan sebagainya, tetapi manusia
tetaplah manusia yang merupakan keturunan Adam dan Hawa. Perbedaan itu semua tidak
menjadi serta merta membedakan mereka sebagai manusia. Ada ciri-ciri umum dan
sekaligus karakteristik manusia yang sama yang terdapat pada setiap individu.
Banyak hal yang bisa didiskusikan
mengenai manusia, baik yang bersifat jasmani ataupun rohani. Hal-hal yang
terkait dengan manusia antara lain sifat, watak, prilaku, pikiran, sebagai
makhluk sosial, karakter, jati diri, dan juga ciri-ciri manusia.[1]
2.
Definisi psikologi kognitif.
Psikologi
kognitif adalah Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan
kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan
bahasa dan emosi.
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah
proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu
menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang.
Namun disisi
yang lain ada juga yang berpendapat Psikologi kognitif adalah kajian studi
ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Proses ini meliputi
bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai
pengetahuan. Pengetahuan itu dimunculkan kembali sebagai petunjuk dalam sikap
dan perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi kognitif juga disebut
psikologi pemrosesan informasi.[2]
Dalam pandangan
Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu
pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh
pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah
terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu
asimiliasi dan akomodasi.
Ada
dua konsep dasar psikologi kognitif, yaitu kognisi dan pendekatan kognitif.
1. Kognisi
Dalam istilah kognisi, maka psikologi
kognitif dipandang sebagai cabang psikologi yang mempelajari proses-proses
mental atau aktivitas pikiran manusia, misalnya proses-proses persepsi,
ingatan, bahasa, penalaran dan pemecahan masalah.
Contoh-contoh yang berkaitan dengan informasi
:
a.
Proses-Proses persepsi
Ada seorang karyawan baru yang bekerja
di suatu perusahaan yang tingkat profesionalismenya kurang. Di situ, baik
karyawan yang rajin maupun yang malas mendapat gaji yang sama. Setelah lama
beradaptasi di kantor itu, karyawan baru tersebut memiliki persepsi bahwa dia
tidak perlu bekerja dengan sungguh-sungguh karena tidak akan berpengaruh pada
gajinya.
b.
Ingatan
Kemampuan mengingat informasi dari
membaca tentunya akan lebih lama dari hanya sekedar mendengar. Karena dengan
membaca, pikiran atau otak kita akan bekerja lebih keras untuk memahami dan
menyimpan informasi tersebut. Sedangkan dengan mendengar, kita hanya
mengandalkan telinga, asalkan kita hafal. Bahkan kadang-kadang tanpa pemahaman.
c.
Bahasa
Informasi akan lebih mudah kita pahami
dan kita mengerti, apabila bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa kita,
maka informasi itu akan lebih maksimal kita gunakan. Karena otak atau pikiran
kita mampu mencernaa inti informasi tersebut.
d.
Penalaran
Seseorang yang memiliki penalaran secara
baik akan dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
tidak hanya dari satu sisi saja. Tapi dapat diperoleh dari bagian lain, karena
suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.
e.
Persoalan
Sikap dan perilaku manusia dapat
mencerminkan masalah yang sedang dihadapi. Sikap dan perilaku ini, apabila
digabungkan dengan informasi yang sudah ada, maka dapat menciptakan suatu
solusi.
Pendekatan Kognisi
Sebagai suatu pendekatan maka psikologi
kognitif dapat dipandang sebagai cara tertentu di dalam mendekati berbagai
fenomena psikologi manusia. Konsep ini menekankan pada peran-peran persepsi,
pengetahuan, ingatan, dan proses-proses berpikir bagi perilaku manusia.
Contoh yang berkaitan dengan informasi :
a.
Peran-Peran persepsi
Orang yang berpersepsi atau berpikir
bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda, dia akan selalu berusaha untuk
mencoba lagi, walaupun dia ridak tahu kapan dia akan berhasil. Karena
dipikirannya semakin dia mencoba, semakin banyak informasi yang didapat, maka
tingkat kesalahan dapat diminimalisir atau dihindari. Hal ini menjadikannya
sebagai pribadi yang sabar dan ulet.
b.
Pengetahuan
Orang yang banyak pengetahuan, biasanya
lebih mengerti dan dapat mengelola informasi dengan cepat, karena dia tahu
bagaimana cara mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.
c.
Proses-Proses Berpikir
Jenjang pendidikan, lingkungan sekitar
serta cara hidup mempengaruhi proses-proses dan pola berpikir kita. Orang yang
berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan dan cara hidup yang
modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara yang berbasis
teknologi yang lebih cepat dan praktis. Ini karena mereka telah dibentuk
menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang cepat.
Prinsip dasar Psikologi Kognitif
a.
Belajar aktif
b.
Belajar lewat interaksi sosial
c.
Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori psikologi kognitif berkembang
dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weithemer) yang menyatakan bahwa
pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt :
1).
Pragnaz (kejelasan)
2).
Closure (totalitas)
Konsep yang penting dalam teori ini
INSIGHT, yaitu: pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara
bagian-bagian didalam suatu masalah.
Teori belajar.
Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak pada teori Gestalt, Lewin
mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari
kehidupan individu). Masing-masing individu berada didalam medan kekuatan
psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsur yaitu
kepribadian dan psikologi sosial.
Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar
merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi atau restruktur (dari isi jiwa).
Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam
(tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan,
permasalahan).
Cognitive Development (Jean Piaget)
Dalam teorinya, ia memandang bahwa
proses berpikir sebgai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret
menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme : pola tingkah laku yang dapat
diulang. Yang berhubungan dengan :
a).
Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
b).
Scheme mental (pola tigkah laku yang sulit diamati, dan yang dapat diamati)
c). Pembelajaran Menurut JA Brunner
(Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak
harus berperan secara aktif dalam belajar dikelas. Maksud dari Discovery
Learning yaitu peserta didik mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan
cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan
anak.
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel
juga merpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository
teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat
mengahasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery
learning.[3]
Implikasi dalam Pembelajaran
Implikasi teori kognitif piaget dalam
pembelajaran adalah :
1)
Bahasa dan cara berpikir anak berbeda
dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berpikir anak.
2) Anak-anak akan
belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing.
4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai
tahap perkembangannya.
5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
Pengaplikasian teori kognitif dalam
belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang
belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa
yang telah diketahui saja. Dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha
untuk dapat mengakomodasikan.[4]
3. Definisi
psikologi humanistik.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 19500-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psokoanalisis. aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1. manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen - komponen.
2. manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. kesadaran manusia menyatakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4. manusia mempunyai pilihan -pilihan dan tanggung jawab.
5. manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu keunggulan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. karena itu, walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpilannya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik. selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran behaviorisme dan psikoananlisis, seperti cinta, kretifitas, pertuumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna, kebencian, agresivitas, kemandierian, tanggung jawab, dan sebagainya. pandangan ini di sebut sebagai pandangan humanistik.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 19500-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psokoanalisis. aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1. manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen - komponen.
2. manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. kesadaran manusia menyatakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4. manusia mempunyai pilihan -pilihan dan tanggung jawab.
5. manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu keunggulan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. karena itu, walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpilannya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik. selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran behaviorisme dan psikoananlisis, seperti cinta, kretifitas, pertuumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna, kebencian, agresivitas, kemandierian, tanggung jawab, dan sebagainya. pandangan ini di sebut sebagai pandangan humanistik.
4. Karakteristik
manusia jika di lihat dari psikologi kognitif
Psikologi
kognitif aliran psikologi yang melihat manusia
sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang
diterimanya (homo sapiens). Dimana psikologi kognitif juga menempatkan manusia
sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara
berfikir. Manusia berusaha memahami lingkungan yang di hadapinya dan merespons dengan pikiran yang di
milikinya. Psikologi kognitif juga mempelajari
bagaimana arus informasi yang di tangkap
oleh indra di proses dalam jiwa seseorang sebelum di endapkan dalam kesadaran
atau di wujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Reaksi terhadap rangsangan tidak selalu keluar berupa tingkah laku
nyata, akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan, atau di proses menjadi
gejolak perasaan, seperti rasa gelisah, atau kecewa dan lain sebagainya, atau
bisa juga di proses menjadi sikap, seperti suka dan tidak suka.[5] Karenanya dalam pandangan psikologi
ini, manusia layaknya sebuah komputer, dimana ia menangkap informasi,
mengelolah, menyimpan, atau mengeluarkannya dalam bentuk perilaku.[6]
Di mana konsepsi
manusia sebagai pengelolah informasi (the person as information processor ) adalah perilaku
manusia yang di pandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang
rasional yang mengarah pada penyediaan, penyimpanan dan pemanggilan informasi
yang di gunakannya untuk memecahkan persoalan. Dalam konsep ini manusia menjadi
orang yang sadar dalam memecahkan persoalan. Karena itu manusia menurut teori
kognitif di sebut sebagaimana di atas yakni
“homo sapiens” yaitu manusia yang
berpikir.
Walaupun manusia
tidaklah serasional sebagaimana di jelaskan di atas, karena kadang kala
penilaian orang di dasarkan pada informasi yang tidak lengkap dan kurang
rasional, karena manusia menggunakan prinsip – priinsip umum dalam mengambil
keputusan. Walaupun psikologi kognitif sering di kritik karena konsep –
konsepnya yang sulit di uji, namun psikologi kognitif telah berusaha memasukkan
kembali “ jiwa manusia” yang sudah di cabut behaviorisme, yang kontradiktif
dengan psikoanalisis yang memandang bahwa manusia sangat di pengaruhi oleh
insting dan dorongan nafsu rendah.dan menolak konsepsi ketidaksadaran dan
kesadaran yang menjadi inti dari psikoanalisis, namun lebih memandang aspek
stimuli lingkungan yang bisa membentuk prilaku manusia.[7]
5.
Karakteristik manusia jika di lihat
dari psikologi humanistik
Psikologi humanistik, menggambarkan manusia sebagai pelaku
aktif dalam merumuskan strategi transak-sional dalam lingkunganya (homo
ludens). Selain itu juga di pandang sebagai eksistensi yang positif juga
menentukan. Yang di anggap sebagai makhluk yang unik dan memiliki cinta ,
kreatifitas, nilai dan makna serta
pertumbuhan pribadi. Yang merupakan pusat perhatian teori humanisme, adalah
pada makna kehidupan yang mana dalam psikologi humanistik di sebut homo
laudens,yakni manusia yang mengerti makna kehidupan. Yang dalam teorinya di
sebutkkan bahwa setiap manusia hidup dalam pengalaman yang bersifat pribadi
(unik), dan kehidupanya berpusat pada pada dirinya itu. Yang mana prilaku
manusia bukan di kendalikan oleh keinginan bawah sadarnya (seperti teori
psikoanalisa) bukan pula tunduk pada lingkungannya (seperti teori
behaviorisme), tetapi berpusat pada konsep diri, yaitu pandangan atau persepsi
orang terhadap dirinya yang bisa berubah dan fleksibel sesuai dengan
pengalamannya dengan orang lain. Yang mana dalam
psikologi humanistik memandang positif manusia. Sebagaimana menurut teori ini,
manusia selalu berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas dirinya.
Manusia juga cenderung ingin selalu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan yang bermakna. Setiap
individu bereaksi terhadap situasi yang di hadapinya (stimuli) sesuai dengan
konsep diri yang di milikinya, dan dunia
di mana ia hidup. Kecenderungan batiniah manusia selalu menuju kepada kesehatan
dan kebutuhan diri. Jadi dalam keadaan normalmanusia cenderung berfikir dan
berperilaku rasional dan membangun (konstruktif). Ia juga cenderung memilih
jalan ( pekerjaan, karier, atas jalan hidup ) yang mendukung pengembangan dan
aktualisasi dirinya.[8]
KESIMPULAN
Sebagai keturunan dan anak cucu Adam dan
Hawa maka pastilah manusia mewarisi banyak sifat dari orang tua pertama yang
sama itu. Sifat, watak dan prilaku, juga gena yang dimiliki kedua orang tua
pertama kemudian secara turun temurun dan Psikologi kognitif adalah kajian
studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Proses ini meliputi
bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai
pengetahuan. Pengetahuan itu dimunculkan kembali sebagai petunjuk dalam sikap
dan perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi kognitif juga disebut
psikologi pemrosesan informasi. dari generasi ke genarasi yang kemudian menurun
membentuk ciri-ciri dari manusia sekarang dan Adam – Hawa juga tentunya.
Secara umum, walau manusia berbeda suku
bangsa, dipisahkan oleh batas geografis, adat istiadat dan budaya, bahasa,
agama dan kepercayaan, kualitas intelektual dan sebagainya, tetapi manusia
tetaplah manusia yang merupakan keturunan Adam dan Hawa. Perbedaan itu semua
tidak menjadi serta merta membedakan mereka sebagai manusia. Ada ciri-ciri umum
dan sekaligus karakteristik manusia yang sama yang terdapat pada setiap
individu.
Psikologi kognitif adalah kajian studi
ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Proses ini meliputi
bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai
pengetahuan. Pengetahuan itu dimunculkan kembali sebagai petunjuk dalam sikap
dan perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi kognitif juga disebut
psikologi pemrosesan informasi.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 19500-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psokoanalisis. aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1. manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen - komponen.
2. manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. kesadaran manusia menyatakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4. manusia mempunyai pilihan -pilihan dan tanggung jawab.
5. manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 19500-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psokoanalisis. aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1. manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen - komponen.
2. manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. kesadaran manusia menyatakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4. manusia mempunyai pilihan -pilihan dan tanggung jawab.
5. manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Psikologi kognitif aliran psikologi yang melihat manusia
sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya
(homo sapiens). Dimana psikologi kognitif juga menempatkan manusia sebagai
makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir.
Manusia berusaha memahami lingkungan yang di hadapinya dan merespons dengan pikiran yang di milikinya.
Psikologi kognitif juga mempelajari
bagaimana arus informasi yang di tangkap
oleh indra di proses dalam jiwa seseorang sebelum di endapkan dalam kesadaran
atau di wujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Reaksi terhadap rangsangan tidak selalu keluar berupa tingkah laku
nyata, akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan, atau di proses menjadi
gejolak perasaan, seperti rasa gelisah, atau kecewa dan lain sebagainya, atau
bisa juga di proses menjadi sikap, seperti suka dan tidak suka.
Psikologi humanistik, menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transak-sional dalam lingkunganya (homo ludens). Selain itu juga di pandang sebagai eksistensi yang positif juga menentukan. Yang di anggap sebagai makhluk yang unik dan memiliki cinta , kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Yang merupakan pusat perhatian teori humanisme, adalah pada makna kehidupan yang mana dalam psikologi humanistik di sebut homo laudens,yakni manusia yang mengerti makna kehidupan.
Psikologi humanistik, menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transak-sional dalam lingkunganya (homo ludens). Selain itu juga di pandang sebagai eksistensi yang positif juga menentukan. Yang di anggap sebagai makhluk yang unik dan memiliki cinta , kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Yang merupakan pusat perhatian teori humanisme, adalah pada makna kehidupan yang mana dalam psikologi humanistik di sebut homo laudens,yakni manusia yang mengerti makna kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad Mubarok, 2002, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus,
Jakarta.
Faizah, H. Lalu Muchsin
Efendi, 2009, Psikologi Dakwah,
kencana, Jakarta.
Mat Jarvis, 2000, Teoritical in Approaches in psychology,
Routledge, London.
M.
Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Muhibin,
Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sarlito
Wirawan Sarwono, 1978, Berkenalan Dengan Aliran –Aliran Dan Tokoh Tokoh
Psikologi, Bulan Bintang, jakarta.
Sumanto,
Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan
Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
[1]
Di kutip pada: jumat, 16 maret 2012, http://www.pak-sodikin.com/2011/12/9-ciri-ciri-dan-karakteristik-manusia.html
[3] Sumanto, Wasty, 2006, Psikologi
Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta, hal. 18- 20.
[4]
Muhibin,
Syah, 2002, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Hal. 14-17.
[5]
Sarlito Wirawan Sarwono, 1978, Berkenalan Dengan Aliran –Aliran Dan Tokoh
Tokoh Psikologi, Bulan Bintang, jakarta,
hlm. 146
[6]
Mat Jarvis, 2000, Teoritical in
Approaches in psychology, Routledge, London, hal. 77
[7]
Faizah, H. Lalu Muchsin Efendi, 2009,
Psikologi Dakwah, kencana, Jakarta, hal. 45 – 49.
[8]
Achmad Mubarok, 2002, Psikologi Dakwah,
Pustaka Firdaus, Jakarta, Hlm.59-60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar